~*~ Sapu ~*~
Lusuh itu yang terlihat pada dirinya, kotor itu yang tidak jauh dari padanya. Ketika ga dibutuhkan dia ditaruh di tempat belakang dan biasanya di pojokan pula. Ketika dibutuhkan dia pun terpanggil tuk melaksanakan tugas yang ada, membersihkan setiap kotoran yang berserakan hingga suatu tempat akan nyaman dipandang. Siapa dia? Sapu itu jawabannya.
Sapu saat tak dibutuhkan kau akan dilupakan namun saat diperlukan hampir semua orang membutuhkan. Sapu oh sapu betapa malang nasibmu.
Sapu saat tak dibutuhkan kau akan dilupakan namun saat diperlukan hampir semua orang membutuhkan. Sapu oh sapu betapa malang nasibmu.
Itu sapu benda mati yang seandainya bisa bicara mungkin dia juga akan berkata hargailah diri ini lebih sedikit saja. Namun itu hanya seandainya karena sampai kapanpun sapu tetaplah sapu, benda mati yang tak akan bisa berbicara sampai dia rusak tuk diganti yang baru.
Tapi teman pernah kita memperlakukan orang-orang disekitar kita layaknya sapu? Saat kita butuh kita undang dia, kita dekati dia berharap dia mau menuruti keinginan kita. Namun disaat kita tak butuh akan padanya kita tinggalkan dia terserah bagaimanapun kondisinya.
Bisa jadi orang-orang yang kita lakukan seperti itu adalah orang-orang yang dekat bahkan menyayangi kita. Sahabat kita, saat kita butuh mereka kita mendekati mereka, meminta agar mengerti keadaan kita yang lagi merasa gundah gulana namun disaat suka kita acuh tak acuhkan mereka.
Tanpa kita sadari pula bahkan kelakuan seperti itu kita lakukan kepada orang tua kita, lho kok bisa apa contohnya? Misal ketika kita butuh akan mereka," Pak uang saku donk, Bu masak makanan apa hari ini?" Aku yakin orang tua sadar akan hal itu sepenuhnya. Namun disaat kebutuhan kita dipenuhinya kita juga terkadang malas ketika dimintai tolong oleh mereka jangankan yang keluar tenaga, yang hanya bermodalkan suarapun kita terkadang lupa, apa itu? Mendoakan mereka.
Sungguh miris ketika melihat anak-anak yang dibiayai oleh orang tua mereka tuk memperoleh pendidikan yang tinggi namun malah seenak udelnya. Betapa banyaknya berita anak sekolah yang berangkat bukannya niat belajar malah bawa senjata tuk tawuran. Anak kuliahan bukannya berangkat kuliah malah gelibetan. Apakah mereka lupa, orang tua mereka sudah seperti sapu meski tubuh mereka kotor yang penting tempat di sekitarnya bersih. Orang tua rela bekerja keras banting tulang agar anak-anaknya berpendidikan tinggi. Orang tua rela kelaparan asal anaknya kenyang.
Diri ini juga bisa jadi termasuk akan anak-anak yang seenak udelnya juga, Pak Bu maafkan aku.
“Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa | Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah merawatku sewaktu aku kecil.”
Tapi teman pernah kita memperlakukan orang-orang disekitar kita layaknya sapu? Saat kita butuh kita undang dia, kita dekati dia berharap dia mau menuruti keinginan kita. Namun disaat kita tak butuh akan padanya kita tinggalkan dia terserah bagaimanapun kondisinya.
Bisa jadi orang-orang yang kita lakukan seperti itu adalah orang-orang yang dekat bahkan menyayangi kita. Sahabat kita, saat kita butuh mereka kita mendekati mereka, meminta agar mengerti keadaan kita yang lagi merasa gundah gulana namun disaat suka kita acuh tak acuhkan mereka.
Tanpa kita sadari pula bahkan kelakuan seperti itu kita lakukan kepada orang tua kita, lho kok bisa apa contohnya? Misal ketika kita butuh akan mereka," Pak uang saku donk, Bu masak makanan apa hari ini?" Aku yakin orang tua sadar akan hal itu sepenuhnya. Namun disaat kebutuhan kita dipenuhinya kita juga terkadang malas ketika dimintai tolong oleh mereka jangankan yang keluar tenaga, yang hanya bermodalkan suarapun kita terkadang lupa, apa itu? Mendoakan mereka.
Sungguh miris ketika melihat anak-anak yang dibiayai oleh orang tua mereka tuk memperoleh pendidikan yang tinggi namun malah seenak udelnya. Betapa banyaknya berita anak sekolah yang berangkat bukannya niat belajar malah bawa senjata tuk tawuran. Anak kuliahan bukannya berangkat kuliah malah gelibetan. Apakah mereka lupa, orang tua mereka sudah seperti sapu meski tubuh mereka kotor yang penting tempat di sekitarnya bersih. Orang tua rela bekerja keras banting tulang agar anak-anaknya berpendidikan tinggi. Orang tua rela kelaparan asal anaknya kenyang.
Diri ini juga bisa jadi termasuk akan anak-anak yang seenak udelnya juga, Pak Bu maafkan aku.
“Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa | Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah merawatku sewaktu aku kecil.”
semoga Allah menjauhkan kita dari sikap seperti itu. Dan menjadikan kita ank yang berbakti pada orangtuanya..
BalasHapusaamiin, doa orang sholeh in syaa Alloh mudah diijabah
Hapusamiiin..
Hapusikut mengaminkan, InsyaAllah doa mas Senyum Syukur dijabah <<orang sholeh
Bener bang... Beruntung dapat doa dari mas senyum syukur
Hapusmakasih telah di ingatkan. Kita kadang lupa karena kesibukan.
BalasHapussama-sama mas Yitno saling mengingatkan
HapusHal yang banyak terjadi di sekitar kita. Semoga kita tidak lagi menjadi orang yang demikian itu...
BalasHapusaamiin semoga kakak...
HapusSemoga kita bkn termasuk org2 yg lalai n sllu menjaga silaturrahmi pd siapa pun terutama ortu... Jarak ratusan km Sidoarjo - semarang rela kutempuh asal bisa lihat wjah ma2 pa2 meski cm sebulan sekali krn tnp mereka aku ga kn pernah ada :)
BalasHapusya mbak Muna.. wah aq aja ga sesering itu sampai tiap bulan sekali.. tapi kalo telponan sih sering mbak
Hapus"Habis manis sepah dibuang".. tak eloklah peribahasa ini kita pegang.
BalasHapusThx utk postingannya !
iya bener ga baik Mas, peribahasa itu kita pegang
Hapussam-sama Mas
semoga kelak kita bisa belajar menjadi sapu yang baik bagi orang lain. #eh
BalasHapushai Kak Rin Chu kemana aja nih lama ga kelihatan...
Hapusjadi vakum cleaner ya he..
Aamiin YRA. Doa yg indah sekali, doa yg selalu dihantarkan ketika selesai sholat.
BalasHapusaamiin
Hapusmakasih atas ikut meng-aamiin-i Teh
KEmarin liat di tivi ada anak gadis yang benatk2 ibunya ... geram liatnya. Tapi sebenarnya salah orangtua juga sih kalo anak sampai begitu. Kalau dari kecil anaknya benar2 diajar, dewasanya pasti gak kan begitu .. mungkin anaknya terlalu dimanja
BalasHapusBisa jadi tante... terlalu dimanja juga bisa "menjadi jadi'
HapusWew, koyo aku ae. Sms ibuk lak pas njaluk sangu -.-
BalasHapusSini aq di bagi sangune
HapusAku termasuk iki pex. Jarang kontek ortu. hehehe..
BalasHapusWah ngece iki... lha awakmu muleh terus lho yoo
HapusHeh mas, topex iku jenenge satelit lo. Keren ra!! Satelit altimetri
BalasHapusWuih keren donk... seperti aq hehe..
Hapusterkadang kesadaran tersbut terlambat munculnya..disaat orang-orang yang menyayangi kita telah tiada, kita baru sadar baru kita telah banyyak mengabaikan keberadaan mereka selama ini..... artikel yang sangat menginspirasi diri...
BalasHapusbtw-aku juga lagi buat GA, dicari 32 orang blogger yg suka nulis dan corat coret untuk jadi pemenang buat dapatkan gift unik dari Makassar, Tana Toraja dan Martapura Kalimantan Selatan.....salam :-)
iya om, baru sadar ketika yang kita miliki telah tiada
Hapuswuih keren tuh om GA nya semoga sukses om..
terimkasih mas atas postingan-nya
BalasHapusini sangat bermanfaat bagi saya mas
sama-sama Mas...
HapusSapu.
BalasHapusbisa saja memang ditakdirkan seperti itu.. menjadi dihadirkan ketika memang dibutuhkan.
sedikit tidak biasa juga ketika dia selalu hadir, bukankah seperti terlalu mengada-adakan?
setiap hal punya waktu tentang kehadiran. Setiap hal punya peran meski 'menjijikan'
Selamat pagi
dan setiap hal itu penuh makna jika kita memaknainya
Hapusselamat pagi Kakak....
Seringkali orang uta kita bertanya "Le sudah makan?"
BalasHapustapi sebaliknya kita lupa bahkan tak pernah menanyakan apa orang tua kita sudah makan
bener2 sam hehe..
Hapussemoga kita mampu menjadi priba2 yang baik lah sam aamiin
Jadi keinget diri sendiri :(
BalasHapuskeinget apa nih Kakak
HapusDeket gajiaaaaann...minta uang jajan...
BalasHapusMinta apa kaki rooos nih 5rb buat angkot
Hapuskok jadi kaki, huhu...
HapusPakai HP kakak.. tadi itu typo hehe
Hapusiya ya.. sering lupa jerih payah org tua demi kebahagiaan kita. Jd inget bapak ibu di kampung. Smoga kita smua ga jd anak yg senak udelnya lg
BalasHapusiya nih Mbak semoga ga jadi anak se enak nya sendiri..
HapusSemoga kita tidak menapikan, melupakan, menyia-nyiakan mereka yang bak sapu dalam kehidupan kita. Kita sayangi mereka ;)
BalasHapusin syaa Alloh semoga kang Haris..
Hapuspasti orang tua kang haris bangga punya putra seperti kang haris
Aamiin Ya Rabbal Alamiin,
BalasHapusAkhirnya bisa ikutan nyapu di sini. Sebagai seorang emak, akan selalu mendoakan agar anak-anaknya menjalani hidupnya dengan keberkahan.
Yang perlu ditanamkan adalah, rasa saling menghormati dan menyayangi anatar anak dan orang tua itu adalah perintah Alloh. Bukan ayah ibu yang minta dihormati, bukan anak yang minta disayangi, tapi Alloh yang perintahkan.
Kalau segalanya kita kerjakan untuk mencari ridha Alloh, insya Alloh akan berjalan baik.
Ya mak semoga apa yg kita lakukan mendapatkan ke ridhoan dr Alloh aamiin.
HapusKemana aja nih mak kok baru muncul hehe
jadi inget jaman kuliah dulu yang sering nitip absen :(
BalasHapusberasanya sekarang pas udah punya anak, asli nyari duit sampe banting tulang, daging, kadang banting suami orang
wah suka blos nih mas Yandhi hehe...
Hapusasal jangan ikut banting istri orang aja mas hihihi...
good
BalasHapuszzzzzzz...anak sekrang kurang uang jajan aja ngelunjaknyaaaaaa...
BalasHapusapakah kita pernah melakukannya yaa? hehe
Hapus