~*~ Terimakasihmu Untukku ~*~
Entah kapan ku berucap terima kasih untukmu, namun dikala kau dengan nada cukup serius berucap makasih ya udah di jenguk dan dibantu. Aku hanya bisa tertegun mengapa kalimat itu bisa muncul dan ditujukan padaku? Sungguh diri ini tidak layak menerima ucapan itu, diri ini masih jauh dari kata layak tuk diberi ucapan terima kasih.
Ibu mulai dari dalam kandungan Engkau menjagaku, hingga akhirnya dengan izin Alloh akupun terlahir di Dunia ini begitu aku lahir sedang kau merasakan sakit yang amat sangat akupun menangis dan belum bisa berucap makasih bu udah menjaga di dalam kandungan selama sembilan bulan dan melahirkanku. Kini aku udah dewasa namun aku sendiri lupa kapan aku berucap terima kasih padamu atau bahkan diri ini tidak pernah sama sekali mengucapkannya.
Ibu mulai dari dalam kandungan Engkau menjagaku, hingga akhirnya dengan izin Alloh akupun terlahir di Dunia ini begitu aku lahir sedang kau merasakan sakit yang amat sangat akupun menangis dan belum bisa berucap makasih bu udah menjaga di dalam kandungan selama sembilan bulan dan melahirkanku. Kini aku udah dewasa namun aku sendiri lupa kapan aku berucap terima kasih padamu atau bahkan diri ini tidak pernah sama sekali mengucapkannya.
Bapak juga demikian mulai aku dalam kandungan Engkau susah payah mencari rizky tuk menghidupi kami, membelikan susu tuk Ibu agar akupun mendapatkan gizi yang baik ketika di dalam kandungan. Begitupun ketika aku memasuki era baru dalam kehidupan yang bernama Dunia, kau susah payah tuk mecari dana tuk proses kelahiranku. Rupiah demi rupiah kau kumpulkan, kau keluarkan tuk menafkahi keluargamu hingga kini akupun sudah dewasa. Dan seperti halnya pada Ibu aku sendiri sudah lupa kapan aku berucap terima kasih padamu atau bahkan aku tidak pernah berucap itu dan tidak peduli akan hal itu. #istighfar
Ucapan terima kasih darimu untukku sungguh itu terlalu berharga untukku, aku tidak layak menerima itu. Namun itu keluar dari lisanmu, lisan yang tidak bosannya menasihatiku agar selalu berubah ke arah yang lebih baik.
Wahai Bapak Ibu, aku tidak ingin menjadi orang yang merugi orang yang kasihan, aku ingin termasuk golongan orang-orang yang beruntung di Dunia dan khususnya di Akhirat.
Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sungguh kasihan, sungguh kasihan, sungguh kasihan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Siapa yang kasihan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang sempat berjumpa dengan orang tuanya, kedua-duanya, atau salah seorang di antara keduanya, saat umur mereka sudah menua, namun tidak bisa membuatnya masuk Surga.” (Riwayat Muslim)
Ucapan terima kasih darimu untukku sungguh itu terlalu berharga untukku, aku tidak layak menerima itu. Namun itu keluar dari lisanmu, lisan yang tidak bosannya menasihatiku agar selalu berubah ke arah yang lebih baik.
Wahai Bapak Ibu, aku tidak ingin menjadi orang yang merugi orang yang kasihan, aku ingin termasuk golongan orang-orang yang beruntung di Dunia dan khususnya di Akhirat.
Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sungguh kasihan, sungguh kasihan, sungguh kasihan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Siapa yang kasihan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang sempat berjumpa dengan orang tuanya, kedua-duanya, atau salah seorang di antara keduanya, saat umur mereka sudah menua, namun tidak bisa membuatnya masuk Surga.” (Riwayat Muslim)
Teman kapan kau dengan tulus berucap, "makasih ya pak, bu..."
Waktu habis dikirimin pulsa sama ortu, bilang makasih :D
BalasHapusBelakangnya pake "hehe" atau tanda --> :D
Padahal org tua tak butuh terima kasih, asalkan anaknya bahagia itu sdh cukup.
@Kak nhia; sini dibagi pulsanya, makasih... ^_^
BalasHapuskayaknya malah nggak pernah kak. yang ada ucapan maaf aja saat lebaran
BalasHapus@om yitno; aq dari Pati lho.. sama dengan om yitno hehe.. iya nich om, kalo kata maaf mungkin pernah itupun mungkin di saat lebaean aja ya.. -_-
BalasHapusemang pati-nya mana sob?
HapusSekarang merantau atau berada di pati?
Kalau mengingat segala pemberian dan pengorbanan bapak ibu, rasanya takkan sanggup berapapun materi utk menggantikannya. Tapi dengan berusaha menjaga keimanan kita, bakti kita, hormat kita, doa kita kepada mereka, Insya Alloh ridho Alloh kita dapat.
BalasHapus@Bunda: insyaAlloh bun, makasih atas nasihatnya..
BalasHapusKita memang wajib untuk tidak melupakan sejarah, apalagi sejarah tentang hidup kita semasa masih berada kandungan.
BalasHapusKarena dibalik itu ada perjuangan yang tiada ternilai.
@mas imam: bener bangeeetss mas, perjuangan yang tak ternilai harganya
BalasHapusjujur yah, saya sangat malu untuk berucap terimakasih kepada orang yang terkasih, seperti Ibu. Walau saya tidak pernah berucap terimakasih atas pemberian selama ini terhadap diri saya, saya selalu menuturkan lewat bibir hati.
BalasHapussalam kenal yah :)
@om yitno: cilegon om... Rendole belakang STM rumah yg di pati
BalasHapus@Kak Faizal: iya kak kadang2 ada rasa gitu, salam kenal juga
BalasHapusMasya Allah.. Uhibbukuma, ummi wa abi.. ^_^ I love u..
BalasHapusRobbighfirli waliwaalidayya warhamhuma kama robbayanii shagira..
jujur saja, saya jarang ucapkan terima kasih, dan dalam bentuk lainnya.
BalasHapusMeski demikian, hanya doa dan lafaz terima kasih dari dalam hati selalu saya lantunkan untuk ibu saya tercinta.
Salam kenal.
@dik aisyah: amiin
BalasHapus@gus priyono; lantunan doa itu sangat bermanfaat gus...
BalasHapussaya tertegun . . .
BalasHapus@anak madura: tertegun kenapa mas? ^_^
BalasHapusTerima kasih nak. kini kau tlah tumbuh dewasa dan tampan. Ibu sampai2 tak mengenalimu :p
BalasHapus@Dik Dhila: kalimat yg pertama asik, yang kedua kok nyesek, masa ga ngenali ^_^
BalasHapushuhhuhu... saya sepertinya belum pernah bilang terima kasih secara lisan pada orang tua. Tapi do'a yg tulus utk orang tua tak pernah putus, Alhamdulillah. Aamiin.
BalasHapus@teh santi: nah loh kok sama hehe..
BalasHapuskadang ada gengsi untuk bilang "thanks" scr langsung. wkwk. soalnya jarang ketemu. brasa romantis ntar. haha
BalasHapus@mbak cheli; nah loh ia kan ^_^
BalasHapus