~*~ Makan Atau Ilmu ~*~

Disuatu pagi saat diri ini lagi menikmati sepiring nasi, tiba-tiba ring tone SMS Handphone ini berbunyi.

Sebuah pertanyaan datang, namun sebenarnya lebih tepat untuk dibilang nasihat meski berupa pertanyaan. Kurang lebih seperti inilah pertanyaannya, "Lebih penting mana, apakah makan atau ilmu?" Dirikupun sejenak mencoba memahaminya, makan adalah hal penting dalam rangka memenuhi hajatul udhowiyah yakni kebutuhan jasmani yang mesti dipenuhi karena dengan makan maka kitapun memiliki tenaga untuk mempertahankan hidup dan tentunya untuk beribadah serta mencari ilmu. Kurang lebih seperti itu juga jawabanku atas pertanyaan tadi.

Namun ada pendekatan lain yang disampaikan balasan dari jawaban ku tersebut, makan memang penting namun ketika kita mati meninggalkan dunia ini aktivitas makan itupun terputus dalam kehidupan jasmani di dunia saja. Berbeda dengan ilmu ketika kita mempelajarinya dan menerapakannya dalam kehidupan bahkan sampai mengajarkannya kepada orang lain, maka ilmu itu yang akan ikut serta dalam perjalanan di akhirat.

Dengan ilmu kita bisa mengetahui halal haram suatu makanan, dengan ilmu kita bisa mengetahui mana perbuatan yang baik dan buruk sesuai stadart hukum syara yang telah ditetapkan sehingga dengan ilmu juga kita mempersiapkan menjalani aktivitas kehidupan ini yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Dan dengan ilmu yang bermanfaaat pula yang kita ajarkan kepada orang lain maka pahala itu akan mengalir ke diri kita meski kita sudah meninggalkan kehidupan dunia.
 
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim).

Komentar

  1. Ilmu itu bagaikan amal sholeh yang berdampak domino bagi yang mengamalkannya ya mas ? Bagaikan protein dalam tubuh kita.

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagaikan protein sekaligus vitamin om hehe

      Salim

      Hapus
  2. wwwaaaw dalam sekali mas filosofinya...kalau saya sendiri masih belum bisa memilih ni walau lebih cenderung memilih ilmu, dengan ilmu kita bisa cari makan, tapi kalau terlalu banyak makan kan katanya akan mengakibatkan ditariknya ilmu yg telah kita miliki...terima kasih mas telah share, saya follow blognya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. disinikan pertanyaannya bukan mana yang penting mana yang nggak penting, tapi mana yang lebih penting. jadi sebenarnya ya sama-sama penting meski ilmu itu jauh lebih penting hihi

      Hapus
  3. Simultan. Jika kata lapar rasanya agak berat menyerap ilmu he he he.
    Nafkah lahir batin itu perlu. Ilmu yang bermanfaat juga akan langgeng walau pemilik ilmu sudah meninggal dunia, apalagi jika ilmu itu disebarluaskan.
    Terima kasih artikelnya yang penuh makna
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggeh Dhe.. kalau kenyang lebih cepet masuk emang huehuehue

      Salim

      Hapus
    2. gurung mesti kalau kenyang akan cepat masuk >> "para peneliti telah mengumpulkan berbagai fakta tentang manfaat dari puasa. Mereka mengemukakan bahwa disaat puasa, tubuh akan terus bekerja optimal karena asupan yang pas, mengakibatkan konsentrasi otak akan meningkat. Dengan kita belajar di saat puasa akan lebih mudah paham, apalagi belajar menghafal atau yang lain akan mudah diingat". - See more at: http://misbahbcpd.blogspot.com/2013/07/manfaat-puasa-meningkatkan-daya-ingat.html#sthash.UvT7jGQm.dpuf

      Hapus
    3. iyo gurung mesti huehuehue...

      laparnya orang dengan diniati puasa dengan laparnya orang ga makan dan emang ga puasa, sama ga ya?

      Hapus
  4. makan dalam arti apa? kalau lapar dalam arti lapar ilmu, ya harus berilmu hehehe

    BalasHapus
  5. Makan dan ilmu adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan antara satu dan yang lainnya (simbiosis mutualisme).

    BalasHapus
  6. Dengan ilmu kita bisa tau cara mencari makanan yang baik, sehat dan tentu saja halal.

    BalasHapus
  7. krn ilmu makanya kita tau kalo org hidup itu butuh makan.. hehehe

    BalasHapus
  8. Hai, postingan yang bagus. Oiya ada info lomba seru nih, bisa cek ini -> http://pujaputri.blogspot.com/2014/02/mari-mengenal-kampung-fiksi-lebih-dekat.html Makasih sebelumnya :)

    BalasHapus
  9. terima kasih atas pencerahanya sob

    BalasHapus
  10. Berarti tugas saya menyeimbangkan antara makan dan menimba ilmu. Whihihu

    BalasHapus
  11. lebih penting makan, soalnya kalo gak makan gak bisa mikir, kalo gak bisa mikir jadi gak bisa nuntut ilmu,, kalo gak bisa nuntut ilmu jadinya mesti makan dulu,.,,
    jadi lebih penting makan,hehehe
    *jangan baca komennya lulu, ga penting :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, enggak penting banget. Makanya aku enggak mau baca apalagi berkomentar. Hehehe...

      Hapus
    2. gimana kabar mas luthfi...

      Hapus
    3. Alhamdulillah. Ini lagi persiapan ujian remedi :) doanya ya.

      Hapus
  12. Pertanyaan membingungkan ini mah :)
    Masalahnya kalo orang kekurangan makan, lalu jatuh miskin berpotensi menyebabkannya kafir. Kalo sy ditanya, gak mau jawab, menurut sy bukan perbandingan yang sesuai ... maaf kk :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya ada miss disini, pembahasan bukan penting dan tidak penting tapi sama2 penting cuma derajatnya yang berbeda sesuai pendekatan yang diungkapkan diatas hehe..

      Hapus
  13. Kalau ilmu diibaratkan makan, bisa jadi lebih penting menurutku sih mas. Karena dengan begitu kita kan pasti selalu lapar dan terus mencari ilmu agar mendapat kepuasan layaknya makan :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer