~*~ Kertas ~*~
Kertas itu berwarna putih bersih
saat belum mengenal selain dirinya seakan-akan hamparan kosong yang luas
dan tanpa makna apa-apa. Kertas itu akan menjadi lembaran yang enak
dibaca ketika kalimat-kalimat yang di dalamnya menceritakan sesuatu yang
indah sehingga orang yang membacanya pun akan tersenyum atau menangis
bahagia serta akan menyimpannya. Namun kertas juga bisa menjadi lembaran
yang dapat membuat orang yang membacanya menjadi miris atapun menangis
sedih dengan penuh rasa sesal karena di dalamnya menceritakan
sesuatu yang buruk. Kalau sudah seperti itu akankah kertas itu dibuang
ke tempat sampah?
Anggap saja hidup ini layaknya kertas dalam mengukir tinta kehidupan, "kalimat" mana yang akan kita pilih? kalimat yang akan membuat kita bahagia ataukah kalimat yang justru mengantarkan kita akan kenistaan yang hina? Life is Choice" hidup itu pilihan, mau jadi yang istimewa atau hanya biasa-biasa saja? tentu kita menginginkan yang istimewa bukan?
Tentu tuk menjadi yang istimewa itu memang perlu proses dan marilah kita bersama-sama belajar tuk menjadi yang istimewa. Tidak perlu kita membayangkan istimewa itu langsung menjadi orang yang punya banyak harta, jabatan yang tinggi, sukses dalam karir, tentu dalam hal ini adalah kesuksesan yang mengantarkan pada keberkahan bukan pada kemurkaan, memang itu boleh menjadi target namun hendaknya kita juga perlu mengasahnya mulai dari bawah. Nah inilah yang justru menurutku penting tuk dilatih.
Anggap saja hidup ini layaknya kertas dalam mengukir tinta kehidupan, "kalimat" mana yang akan kita pilih? kalimat yang akan membuat kita bahagia ataukah kalimat yang justru mengantarkan kita akan kenistaan yang hina? Life is Choice" hidup itu pilihan, mau jadi yang istimewa atau hanya biasa-biasa saja? tentu kita menginginkan yang istimewa bukan?
Tentu tuk menjadi yang istimewa itu memang perlu proses dan marilah kita bersama-sama belajar tuk menjadi yang istimewa. Tidak perlu kita membayangkan istimewa itu langsung menjadi orang yang punya banyak harta, jabatan yang tinggi, sukses dalam karir, tentu dalam hal ini adalah kesuksesan yang mengantarkan pada keberkahan bukan pada kemurkaan, memang itu boleh menjadi target namun hendaknya kita juga perlu mengasahnya mulai dari bawah. Nah inilah yang justru menurutku penting tuk dilatih.
Alangkah baiknya jika kertas kehidupan bisa kita isi dengan kalimat-kalimat indah yang
in sya Alloh penuh berkah. Misal disaat kita masih dianggap orang "kecil"
mari belajar melatih agar tidak mudah sombong, dengan apa? merendahlah
ketika kita mempunyai keunggulan dibanding dengan orang lain, sehingga
disaat orang menganggap kita "besar" kita sudah terbiasa tuk merendah
dan tidak sombong dengan apa yang kita miliki.
Melatih sesuatu itu emang perlu proses nah disinilah kita belajar tuk melatih diri kita. Satu kata "terbiasa", inilah yang menurut hikmatku perlu kita perhatikan, kebiasaan (habits). Habits atau kebiasaan itulah yang hendaknya kita latih, kebiasaan itu akan muncul ketika kita melakukan sesuatu secara rutin sehingga kitapun terbiasa menjalankannya. Berat memang dalam membuat habits, apalagi habits yang baik tentu godaannya luar biasa, contoh sederhananya misal bangun pagi seringnya sebelum shubuh atau sesudah, apalagi kesiangan hehe..
Dari pengasahan proses dari "bawah" inilah hikmatku kertas itu akan dihiasi kalimat-kalimat yang indah dan "penulis" pun akan enjoy menuliskannya dan "pembacanya" pun akan menikmatinya. Adakalanya suatu kebaikan awalnya harus dipaksa ketika sudah mampu kita kendalikan maka hal itu akan menjadi terbiasa (habits) namun bukan yang biasa melainkan yang istimewa. Kembali ke contoh di atas tentu orang yang bangun sebelum shubuh itu lebih istimewa daripada orang yang bangun sesudah shubuh, apalagi sampai kesiangan. Habits yang istimewa itulah pensilnya.
Habits atau kebiasaan biasanya sering identik dengan konotasi negatif, ga percaya? teman sering ga denger kalimat, "dasar kebiasaan.." "mbok ya jangan punya kebiasaan seperti itu.." atau mungkin teman pernah masuk di suatu kamar mandi entah kos-kosan, kamar mandi Masjid, kamar mandi umum dan disitu ada tulisan "mohon matikan kran air sehabis pakai" kenapa harus ada tulisan itu? karena sebagian orang itu punya kebiasaan lupa matiin kran air kalau habis memakainya hehe..
Habits ataupun kebiasaan sungguh indah ketika itu dalam kebaikan, sesuatu yang otomatis bisa kita lakukan seakan-akan tanpa disuruh kita sudah melakukannya sendiri. Dalam hikmatku kita bisa memulai melatih habits dengan menggunakan kata "setelah". Misal "setelah bangun pagi, aku mandi", "setelah sholat maghrib, aku mengaji" atau mungkin teman-teman blogger juga sudah punya habits, misal "setelah makan malam, aku menulis". Duh indah ya kalu kita punya habits yang baik apalagi semakin mendekatkan kita pada Allohu Rabbi, terbiasa jamaah, terbiasa dhuha, terbiasa tahajud yang itu seakan-akan secara otomatis kita lakukan tanpa ada beban, duh..pengen bangetss seperti itu. Namun perlu kita ingat bersama dalam hikmatku habits itu baru bisa kita rasakan setelah 4-6 bulan lebih kita melakukannya dan akan hilang ketika kita meninggalkannya meski 1 minggu saja dan kita mesti mulai dari awal lagi dalam membangun Habits.
Teman, indah bukan kalau "kertas" kita bisa dihiasi kalimat-kalimat yang indah yang bisa mengantarkan kita kepada kebahagiaan Dunia dan Akhirat kelak. Dihiasi dengan kebiasan-kebiasaan yang bermanfaat untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Dan salah satu habits kecil yang mulai aku lakukan pernah ku tulis dicoretan "one day one receh" Teman nasihatilah aku yang masih lemah ini, sungguh diri ini butuh akan nasihatmu. Ya kamu yang baca tulisan ini...
Melatih sesuatu itu emang perlu proses nah disinilah kita belajar tuk melatih diri kita. Satu kata "terbiasa", inilah yang menurut hikmatku perlu kita perhatikan, kebiasaan (habits). Habits atau kebiasaan itulah yang hendaknya kita latih, kebiasaan itu akan muncul ketika kita melakukan sesuatu secara rutin sehingga kitapun terbiasa menjalankannya. Berat memang dalam membuat habits, apalagi habits yang baik tentu godaannya luar biasa, contoh sederhananya misal bangun pagi seringnya sebelum shubuh atau sesudah, apalagi kesiangan hehe..
Dari pengasahan proses dari "bawah" inilah hikmatku kertas itu akan dihiasi kalimat-kalimat yang indah dan "penulis" pun akan enjoy menuliskannya dan "pembacanya" pun akan menikmatinya. Adakalanya suatu kebaikan awalnya harus dipaksa ketika sudah mampu kita kendalikan maka hal itu akan menjadi terbiasa (habits) namun bukan yang biasa melainkan yang istimewa. Kembali ke contoh di atas tentu orang yang bangun sebelum shubuh itu lebih istimewa daripada orang yang bangun sesudah shubuh, apalagi sampai kesiangan. Habits yang istimewa itulah pensilnya.
Habits atau kebiasaan biasanya sering identik dengan konotasi negatif, ga percaya? teman sering ga denger kalimat, "dasar kebiasaan.." "mbok ya jangan punya kebiasaan seperti itu.." atau mungkin teman pernah masuk di suatu kamar mandi entah kos-kosan, kamar mandi Masjid, kamar mandi umum dan disitu ada tulisan "mohon matikan kran air sehabis pakai" kenapa harus ada tulisan itu? karena sebagian orang itu punya kebiasaan lupa matiin kran air kalau habis memakainya hehe..
Habits ataupun kebiasaan sungguh indah ketika itu dalam kebaikan, sesuatu yang otomatis bisa kita lakukan seakan-akan tanpa disuruh kita sudah melakukannya sendiri. Dalam hikmatku kita bisa memulai melatih habits dengan menggunakan kata "setelah". Misal "setelah bangun pagi, aku mandi", "setelah sholat maghrib, aku mengaji" atau mungkin teman-teman blogger juga sudah punya habits, misal "setelah makan malam, aku menulis". Duh indah ya kalu kita punya habits yang baik apalagi semakin mendekatkan kita pada Allohu Rabbi, terbiasa jamaah, terbiasa dhuha, terbiasa tahajud yang itu seakan-akan secara otomatis kita lakukan tanpa ada beban, duh..pengen bangetss seperti itu. Namun perlu kita ingat bersama dalam hikmatku habits itu baru bisa kita rasakan setelah 4-6 bulan lebih kita melakukannya dan akan hilang ketika kita meninggalkannya meski 1 minggu saja dan kita mesti mulai dari awal lagi dalam membangun Habits.
Teman, indah bukan kalau "kertas" kita bisa dihiasi kalimat-kalimat yang indah yang bisa mengantarkan kita kepada kebahagiaan Dunia dan Akhirat kelak. Dihiasi dengan kebiasan-kebiasaan yang bermanfaat untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Dan salah satu habits kecil yang mulai aku lakukan pernah ku tulis dicoretan "one day one receh" Teman nasihatilah aku yang masih lemah ini, sungguh diri ini butuh akan nasihatmu. Ya kamu yang baca tulisan ini...
Artikel
ini tidak dikutkan Give Away melainkan Give Me sebagai pengingat
tuk diri ini yang sewaktu-waktu bisa khilaf. Alangkah indahnya jika
kita bisa saling menasihati....
Jadi ingat sebuah lagu berjudul Harmoni...tapi lupa tu lagu sapa yang nyanyi
BalasHapusPadi ya?
iya mas Ir. lagunya Padi tapi kok bisa keingat itu mas?
Hapusdi lirik lagunya ada kata-kata "kita terlahir bagai selembar kertas putih"
Hapussaya juga suka lagi itu, jadi keingetan nostalgia ah..
iya baru nyadar lirik nya harmoni nya Padi hehe
HapusTemanya mirip-mirip lah heheheh
HapusIya mas.. Baru nyadar hehe
Hapushum kalo habits itu pensil. terus bagaimana dgn pulpen, pensil warna, spidol, cat air, cat minyak???
BalasHapuskalo itu figuran pemanis rasa... fufufu
HapusMak punya kertas-kertas yang sudah ditulisi. Sebagian terasa selalu mengena di dalam hati, sebagian lagi hanya semacam bungkus kacang saja.
BalasHapusMengenai habits, memang akan lebih baik kalau hal itu kita langkahkan menuju keridhoan Alloh.
*ada yg aneh kalau ngomong serius sama tole. Hihihi...
ah mau donk yang bungkus kacang itu hehe..
Hapus*Mak ini aq mak... kenapa aneh?
Kayane... Gimanaa gitu looh.
Hapusyaach biasa Mom.. maklum lah aq kan orang nya cukup aneh #loh haha
HapusSetuju sama emak....
HapusGimana gitu rasanya....
Rasanya manis kakak...
Hapusnimbrung ahh
HapusUdah beli tiketnya belum? kok ikutan nimbrung hehe
Hapuskadang banyak kalimat2 yang tidak sengaja atau pun terpaksa kita tuliskan di kertas
BalasHapusyaah bener juga mas...
HapusMembiasakan yang benar, atau membenarkan kebiasaan? :D
BalasHapusmembiasakan yang benar donk teh...
HapusBaca kata habit jadi ingat istilah Pe Tiga..
BalasHapusKertas ini tempat kita menuliskan jejak amal, mengumpulkan bekal.
Jika saja coretan yang salah itu bisa dihapus. Maka tenanglah kita...
Hanya saja terhapusnya coretan itu hanya DIA yang Tahu Pasti.
Maka cemas dan takut seringkali menghapiri...*hiks
Semoga Allah mudahkan langkah2 kita utk mengukir kertas kita masing2 dengan hal-hal yang baik, aamiin..
tentu rasa cemas akan kesalahan itu justru anugrah tersendiri bahaya kalo tidak punya rasa cemas dalam berbuat kesalahan..
Hapusaamiin makasih doanya Kak Ros
Jadi inget lagunya padi, Pik..
BalasHapus'Kau membuatku mengerti hidup ini.. Kita terlahir bagai selembar kertas putih.. Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai.. Kan terwujud Harmony..'
Terima kasih juga menjadi pengingat lewat tulisan ini :)
oalah yang koment pertama juga bilang katanya teringat lagu harmony nya padi..
Hapussama2 kak Anggi
Selalu terpesona lho baca tulisan2 kakak Topics ini ... rugi deh perempuan yang menolaknya ^_^
BalasHapusPingin punya hidup berkah, bermanfaat buat banyak orang, bisa mengantar anak2 ke jalan Allah ... aamiin.
Mudah2an kakak Topics enteng jodoh. Mudah2an segera dipertemukan Allah. Ilmunya sudah amat dalam, bagusnya segera dipraktekkan di dalam "dunia kecil"
aamiin Ya Alloh aamiin.. makasih doa nya Tante....
Hapus*salim*
Amiiinn.,.
HapusAamiin..
Hapussementara ini nyimak dulu sob,,,
BalasHapusDengan senang hati mas wahyu
Hapusmemulai kebiasaan baik itu memang sulit diawalnya. Tp klo berhasil melewati masa2 sulit itu, InsyaAllah kedepannya akan lbh ringan. Yg penting konsisten, dan bnr2 niat yg kuat utk kebaikan :)
BalasHapusYup bener bangets mbak cova..
HapusSemoga konsisten
Mari kita tulis yang terbaik yang bisa kita tulis kang....
BalasHapusBersama tukang fiksi....
Semoga Mas.. Selalu dalam koridor syariah
Hapusweits bisa jadi ahli psikologi ini, tulisannya ngepas sekali dengan psikologi yang biasa saya pelajari,hehehe
BalasHapusiya apalagi jika untuk anak2, anak itu kayak kertas putih,orang tua dan lingkungan yang membentuk dan memberikannya warna....
Ada lowongan guru ato dosen psikologi? Hehe
Hapus"........sungguh dia (hafalan Qur'an) lbh cpt lepas drpd unta dr tali pngikat kakinya" HR. Bukhari Muslim
BalasHapusMakasih nasehatnya Kakak Chelin....
Hapusone day one receh...filosofi kertas yang diaplikasikan dalam kehidupan...sungguh luarbiasa :-)
BalasHapusin sya Alloh om Hari.. semoga tetep Luar Biasa... hehe
Hapus*merenung
BalasHapus*mikirin habit yang (kurang) baik yang kumiliki :(
Semoga kita dan kawan2 bisa saling mengingatkan.
ya Tante semoga bisa saling mengingatkan...
HapusKita mungkin tak mampu menjamin kita menjadi kertas putih berhiaskan tinta indah penuh amal ibadah. Tapi kita berusaha agar tak banyak coretan dosa :)
BalasHapusyup kakanda... meminimalisir dari kalimat2 yang buruk
Hapusalangkah indahnya kertas kehidupan itu berisi nilai2 yang baik.. tapi klo pun ada yg tidak baik, anggaplah itu sebuah proses pembelajaran untuk menjadi baik.. krn pd dasarnya manusia tak luput dari salah dan dosa.
BalasHapusya mas capung... bener itu kalopun salah semoga bisa diperbaiki, makasih mas...
HapusJoss tenan tulisane Jenengan Mas Topik.
BalasHapusMenjadikan saya malam ini merenung.
Terima kasih ya Mas, sudah mengingatkan.
sama-sama merenung mas jaswan..
Hapusahh,, jadi ambil kaca dan ngaca..
BalasHapuswoo.. makanya kaca ku kok ga ada dipinjam sama Noo fa yaa
Hapussaya masih banyak persediaan kertas dan ada penghapusnya lagi lho....
BalasHapustapi ditengah jalan, kadang kertas dan penghapus bisa habis, maka se dini mungkin mulai nulis dengan hal2 yang bener
sip bang.. sama-sama belajar
HapusKadang memang perlu pensil warna agar kertas semakin semarak, life is never flat. kadang apa yang ingin kita tulis dengan pensil tiba2 harus kita tulis dengan spidol marker.
BalasHapusbiar berwarna dan jelas mbak ayu yaa hehe
Hapusmasih terus belajar..supaya bisa 'menulis' hal2 yang lebih baik :))
BalasHapussama-sama belajar mbak Enny..
HapusBelajr kelompok kalo perlu hehe
yang pasti dengan coretan tinta membuat kertas menjadi lebih berwarna dan juga bisa jadi lebih berarti kalau yang dicoret2 adalah ilmu ya mas...
BalasHapussaya follow blognya ya mas :)
Kertas akan indah dengan hiasan tinta yang mengukir kisah yang indah..
Hapus*dengan senang hati mas..
Mantap nih tulisan, dapat memberikan inspirasi Sob.
BalasHapusSalam,
Sama-sama Belajar om Indra
HapusBukannya jarang main ke blog ini, sebab sebenarnya setiap kang Topik update selalu saya simak dan saya banyak dengan baik, dan isinya ituloh yang memberikan banyak nilai plus untuk saya serap hingga kadang saya sampai tidak bisa meninggalkan jejak saking nikmatnya memabaca setiap goresan yang tertuang di kertas maya ini.
BalasHapusDan untuk itulah kita diciptakan yaitu saling menasehati dalam perkara-perkara kebaikan
ah Om bisa aja.. sy juga akhir2 ini juga jarang bangets maen ke boso jowo dan indo nya Djangan Pakies lagi (sok) sibuk nih om.. paling buka pake HP itu juga kalo ada yg post di FB hehe
HapusYuk ! Kita jadikan kertas yang ditulisin dengan cerita dan pengalaman yg menarik kelak akan menjadi sebuah kenangan untuk kita sendiria atau anak cucu kita kelak :p
BalasHapusAyuk ayuk.. Kan menjadi cerita yang mengasyikkan hehe
Hapusbagus nih . . .
BalasHapussalam kenal . . .
makasih mas..
HapusSalam kenal juga
buku yg isix lembaran2 kertas itu suatu saat akan di buka dan di hisap isix.., jd mari kita tulis dlm kertas itu catatan amal2 kebaikan, jadikan dia penerang di akhirat kelak *smile
BalasHapus“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jaatsiyaat: 28).
in sya Alloh semoga catatan2 amal kita berisi amaliyah yang baik, aamiin
Hapusbolak balik ke sini senantiasa berharap ada postingan baru ;)
BalasHapusin sya Alloh kanda.. bentar lagi yaah hee
Hapuskalau berbicara mengenai kertas, saya selalu ingat berapa ratus nyawa yang hilang karena kertas ini...sedihnya. jadi sayang menulis di kertas...huhuhu
BalasHapussemoga kita semua menjadi pribadi yang lurus, yang tak mencoret kertas kehidupan kita dengan berbagai catatan yang merugikan...
Semoga yang tercoret di kertas cerita yang menguntungkan yaa
HapusJadi tahu habits...eh anak tolenya Bunda Lahfy...heheee, kertas oh kertas...seandainya dia bisa ngomong, pasti akan minta untuk dihias tulisan terindah agar kertas itu nampak lebih cantik dan istimewa.
BalasHapusSalam kenal
iya mbak astin... hehe
Hapushuum semoga kertas kita dihiasi dg tulisan yang cantik dan istimewa. aamiin