~*~ Dan ~*~

Dan disaat kita ingin menangis, menangislah tidak semua orang bisa dengan mudah menangis. Bukan, bukan cengeng yang dirasakan namun ada kekuatan yang tersembunyi dalam buliran air mata. Tangis menandakan akan kehidupan yang masih bersemayam dalam hati kita.

Dan disaat kita ingin diam membisu tak jadi masalah jika itu bisa melegakanmu. Bukan, bukan pendiam melainkan agar hati lebih sedikit tenang. Hati juga perlu dilatih agar tak terbiasa keras dalam kehidupan.

 Dan disaat kita ingin bicara bercerita, katakanlah kalau itu bisa mengurangi gundah gulana. Bukan, bukan untuk menjadi cerewet karena tak selamanya diam itu emas. Coba bayangkan kalau para pendidik itu diam, mau jadi apa murid-muridnya. Berbicara mampu melatih diri ini menjadi lebih dewasa mengerti apa yang diucapkan tentu sekaligus dipertanggungjawabkan.

Dan disaat kita ingin tersenyum, tersenyumlah bahagia kalau itu mampu membuat hatimu senang. Bukan, bukan tersenyum-senyum sendiri tanpa makna seperti halnya orang gila yang tertawa dengan lantangnya. Senyummu akan membuat orang disekitarmu ikut merasakannya. Coba bayangkan jika wajah kita cemberut terus pasti orang-orang sekitar juga akan terkena efeknya, minimal mereka akan malas bertegur sapa dengan kita.

Dan disaat kau ingin menulis, tulislah selagi rasa ingin itu ada karena banyak juga yang mampu untuk menulis dengan indah penuh makna namun karena tidak ingin maka tulisan yang indah itupun tak ada. Bukan, bukan harus menjadi novelis kita menulis. Bagiku menulis cukup membantu untuk mengikuti kata hati yang ingin sedikit berbagi.

Dan disaat kita menilai sesuatu sudah sepantasnya sebanding dengan kebutuhan kita terhadapnya. Nilai segelas air bagi orang yang kehausan tentu jauh lebih berharga daripada sebongkah berlian. Dan memang sudah semestinya kita mesti belajar tentang nilai dan kapan kita akan melakukan suatu perbuatan.

Dan disaat kau membaca tulisan ini, maafkanlah diriku yang telah menyita waktumu.

Komentar

  1. lakukanlah apa yang telah tersirat.. bisa jadi, itu menjadi yang terakhir.

    maafkan saya juga ya mas :D

    BalasHapus
  2. Dari semua dan diatas yang paling sulit adalah dan disaat ingin menulis,,,,, keinginan ada tapi susah untuk dicurahkan -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan sepertinya aq juga merasakan mas Irfan

      Hapus
  3. Eh, gaya tulisan ini nampaknya agak beda dari tulisan yang lain2. Dari semua tulisan yang pernah kubaca, ini yang kusuka gaya menulisnya & pemaparannya.

    Terus menulis, meski tak ada yang berkomentar sekalipun..
    Banyak silent reader diluar sana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. nda bedaji tawwa kak ros cuma berasa baca puisi dih fufu

      akak ros juga banyak-banyak menulis di blog nah, kasian debu itue banyaak.

      Hapus
    2. aq nangkepnya beda pola nulisnya, ia rada2 dekat puisi...
      kmaren2 kan di paragraf2 awal2 suka ada pengandaian2 atau penggambaran gitu...

      ah apapun namanya, menulislah... saya pun masih menulis, menulis laporan maksudnya, fufu..

      Hapus
    3. Oo begono ya.. Iya deh iyaa...

      Hapus
  4. perasaan kak ros aja ah.. Tuh kata kak rin chu nda bedaji hehe

    BalasHapus
  5. Dan memang, menulis adalah sarana berbagi yang "abadi".. takan lekang dimakan waktu.

    BalasHapus
  6. Dan Mak tertegun membaca tulisanmu ini. Manusiawi merasakan semua itu. Menangis, tersenyum, tertawa, bicara dan lainnya itu... Lakukan dengan batasan rasa syukur kepada Alloh. Shg tangisan tak mjd raungan, tertawa tdk mjd gila, tulisan tak mjd sumpah serapah. Mengelola perasaan di dalam hati, dengan kesabaran.
    *sinau maneh karo Tole

    BalasHapus
  7. Menyita waktu untuk membaca tulisan yang penuh manfaat gak rugi kok Mas Topics ^^

    Salam dari Biru Hitam :D

    BalasHapus
  8. Ikuti kata hati
    Ikuti ingin diri
    Selama tdk bertentangan dengan agama dan hukum negara
    Dan bisa bikin nyaman dan lega

    ah jadi inget lagu SO7

    BalasHapus
  9. dan di saat kita merasakan apa yang menjanggal di hati kita maka ungkapkan lah, karena itu akan mengurang beban di hati.

    BalasHapus
  10. Dan itu semua yang mas taufik tuliskan diatas adalah berarti kita sudah berlaku selayaknya :D

    BalasHapus
  11. bercerita bisa mengurangi beban hehehe perempuan banget, aku maksdunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mama Calvin: ah laki2 juga ada yang begitu kok.hehe

      Hapus
  12. menulis,
    bagaimanapun bentuknya, butuh kesungguhan. seperti airmata yang bisa menandakan sejuta makna... :)

    BalasHapus
  13. wooow dalam sekali kata-katanya mas...
    membuat saya merenungi paragraf per paragrafnya...benar2 penuh makna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas.. Cuma ngikutin kata hati kok mas..

      Hapus
  14. mantab rangkaian kata yg menjadi sebuah kalimat,,, simple namun berarti

    BalasHapus
  15. dan jika saya ingin bilang kalo blognya bagus mirip buku harian saya, bilang azh ngga usah malu

    BalasHapus
  16. kadang tangisan itu menjdi penenang hati...
    apa lagi menangis di atas sajadah dan mengadu kepadaNya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya kak lulu.. sip dah jika bisa menangis di atas sajadah menghadap Nya

      Hapus
  17. dan ketika nuranimu berontak atas sikap dan prilakumu yang salah ,,,maka segeralah berubah kembali ke jalan yang benar... :-)

    BalasHapus
  18. Sampai 2x baca mas, siippp lah..hehe

    BalasHapus
  19. menulis itu untuk dibica, dan tidak tepat meminta maaf karena orang lain memang sengaja meluangkan waktu untuk membaca ini, wheheheh

    BalasHapus
  20. Dan, terima kasih sudah mau berteman denganku Mas..

    Semoga sehat selalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan sebaliknya cak jaswan...

      aamiin makasih doanya

      Hapus
  21. Dan aku pun terpaku dalam memaknai pesan yang tersirat dalam artikel ini.

    Salam,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer