~*~ Arah Jalan ~*~

Kemarin, saat aku berhenti di lampu merah ada seseorang dengan dua rekannya yang bertanya,"kalau arah tujuan merak kemana ya?" tanyanya. "Lurus terus sekitar 2 km sampai mentok ada pertigaan, baru belok kiri dan lurus saja masih sekitar 30 km nanti sampai Merak," jawabku.

Lampu hijaupun sudah menyapa, aku dan istrikupun melaju melanjutkan perjalanan ke rumah. Namun baru beberapa puluh meter, mereka yang sepeda motornya berkode plat nomor luar kota tadi berhenti di sebuah perempatan kecil untuk tanya seseorang dengan pertanyaan yang sama. lantas akupun menghampirinya dan menjelaskan bahwa, pertigaan lampu merah yang aku maksudkan bukan ini, tapi masih lurus mentok nanti ambil kiri. 

Memang sih dari lampu merah tempat awal bertanya padaku untuk menuju ke pertigaan kurang lebih 2 km terdapat beberapa perempatan kecil dan satu perempatan lampu merah, baru lurus sedikit ketemu pertigaan lampu merah yang saya maksud.

Istriku berbisik,"sudah a' anterin saja sampai pertigaan khawatir nanti nyasar ga tau jalan" Akhirnya setelah hampir sampai pertigaan, aku memberikan kode ke salah satu dari mereka agar mendekat kepadaku. "Mas nanti itu lurus sedikit sampai pertigaan lampu merah, lalu belok kiri lurus saja terus nanti sampai Merak," Dia pun akhirnya menggangguk dan bilang terimakasih sembari melanjutkan jalannya, lalu bunyi klason dari dua rekannya dibelakang mengiri perpisahan mereka dengan kami.

Beranjak dari kejadian tempo hari, pagi ini sembari ngantar istri ke pasar diriku teringat akan perjalanan kita di dunia ini yang mesti kita sadari bahwa tujuan kita itu akhirat.

Ibarat orang yang tanya arah jalan untuk menuju tujuannya kemarin, maka perjalanan kita di dunia ini kurang lebih juga sama. Jika kita pada posisi yang tidak tau cara menempuh jalannya hidup, sebaiknya juga kita tidak malu untuk bertanya kepada orang lain yang bisa memberikan arahan.

Jikalau kita diposisi yang kebetulan diminta untuk memberikan arah petunjuk, maka sebaiknya gunakanlah tutur bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Sehingga merekapun bisa memahami, bagaimana mestinya menjalani hidup ini.


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz-hadaitana wa hablana min ladunka rahmah, innaka antal wahhab.”

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyimpang kepada kesesatan, setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Karunia).” (QS; Ali-Imran ayat 8)

Komentar

Postingan Populer