~*~ Sakit Merasa ~*~
Tidak ada salahnya orang mengakui kesalahannya dan bertobat atas kesalahannya. Daripada orang yang tidak mau mengakui kesalahannya apalagi meyakini kesalahannya bahwa itu tidak salah.
Ternyata diri ini lemah dan masih harus banyak belajar, sering kali tantangan tidak hanya dari luar namun juga dari diri sendiri. Penyakit "merasa" tipis selembut embun pagi yang menempel di dedaunan terkadang justru melenakan. Merasa sudah berbuat maksimal padahal belum, merasa sudah sebagai orang alim padahal jauh, merasa bersih hati padahal banyak ternodai, merasa priyayi padahal jauh dari kata syar'i.
Merasa oh merasa, sepertinya mesti harus diobati, sehingga yang awalnya merasa sudah pintar menjadi pintar merasa. Menjadi pintar tuk mawas diri agar lebih hati-hati menata hati.
Proses menata hati seringkali mengarahkan kita untuk merasakan sakitnya tuh di sini Kang. he,, he,, he,,,, piss... apa kabare kang ?
BalasHapusatit nya tuh disini om...hehehe
Hapusalhamdulillah iya nih kangen sama teman2 blogger, masih sering2 jalan2 om Indra?
Berbuat berarti siap salah.
BalasHapusitu sudah konsekuensi Kang.
supaya membuktikan bahwa rasa tanggung jawabnya ada. he he
But, whatever, Kesempurnaah hanya milik Alloh ^_^
ya betul Mbak Latifah, makanya kita aku ini masih perlu banyak belajar lagi...
Hapussetuju sekali kang, harus banyak2 introspeksi diri ya :(
BalasHapussaya juga mungkin salah satu yang terkena sakit merasa ini..
Ya Mas Jery,sepertinya kita mesti banyak introspeksi diri nih...
HapusCoro gampange luwih peka ngono yo kang?
BalasHapusBetul kang mas sob hadi..
HapusMerasa belum maksimal dan selalu merasa tidak memiliki apa-apa dan tidak dapat berbuat apa-apa juga merasa yang sebaiknya dilap seperti embun yang menempel di kaca mobil depan. ehehe
BalasHapusSelamat Hari Jum'at mas!
ya betul kak Pita, justru merasa tidak memiliki apa-apa malah bisa jadi jatuh pada ketidak syukuran
Hapus