~*~ Nikmat (tak) Nikmat ~*~

Suatu pagi sehabis sholat shubuh ku sempatkan membaca Al Quran terlebih dahulu sebelum aktivitas lainnya, kebetulan kini sampai pada surat Al-Anbiyaa dan terbaca ayat 35 yang artinya sebagai berikut:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (Al-Anbiyaa':35)

Lantas ku coba membuka Tafsir Ibnu katsir dan dalam penggalan Tafsir tersebut terkait ayat ini dijelaskan, Alloh terkadang menguji kalian dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai nikmat, lalu Alloh akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur serta siapa yang bersabar dan siapa yang putus asa.

Sebagaimana 'Ali bin Abi Thalhah berkata bahwa Ibnu 'Abbas berkata (berkaitan dengan ayat ini):" Alloh menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, yaitu dengan kesulitan dan kelapangan, kesehatan dan penyakit, kaya dan faqir, halal dan haram, taat dan maksiat, petunjuk dan kesesatan. lalu, Alloh akan membalas amal-amal kalian".

Bagi kita mungkin cobaan selalu identik dengan musibah, kesusahan maupun kesulitan namun ternyata cobaan tidak hanya terkait hal tersebut. Cobaan juga bisa berupa kenikmatan, kenapa? Karena baik musibah ataupun kenikmatan bisa saja mengantarkan kita kepada pilihan, syukur atau kufur dan bersabar atau putus asa. Banyak juga orang yang dalam Kenikmatan terlena akan kehidupan yang serba didapatkannya namun tidak sedikit juga orang yang kehidupannya mungkin kekurangan juga terlena dalam kemaksiatan hanya saja mungkin dalam level yang berbeda.

Jika orang yang kaya tidak sabar atas harta yang dimilikinya maka harta itu dibelanjakan di jalan kemaksiatan, seperti masuk diskotik beli miras yang harganya ratusan ribu bahkan jutaan, beli narkoba bahkan mungkin berzina di hotel bintang lima. Sedangkan yang miskin juga tidak sedikit yang berbuat demikian mungkin hanya kelasnya berbeda, di warung remang-remang beli miras yang belasan ribu sampai miras oplosan. Kalau orang kaya bermain judi di bandar kelas kakap, yang miskin judi kelas teri. Kalau yang kaya bermain di casino yang kecil-kecil cukup bermain domino.

Aku pikir ayat ini memberikan nasihat kepada kita agar selalu menatap hal yang terjadi menggunakan kaca mata keimanan. Pernah ku membaca sebuah hadits, dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah yang artinya,“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” [QS. Al-An’aam: 44] (HR. Ahmad dan Thabrani)

Dalam buku Pesan-Pesan Pemikat Cinta, Menata Hati Menyemai Cinta Bersama Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah juga disampaikan bahwasanya pelaku maksiat menjadi kencanduan berbuat maksiat, menyukai dan mengutamakannya. Dalam hikmatku dengan kata lain sesungguhnya azab dari berbuat maksiat adalah perbuatan maksiat selanjutnya. Ketika seseorang melakukan kemaksiatan (dan tidak bertaubat) maka setalah itu dia melakukan kemaksiatan lagi maka sesungguhnya kemaksiatan berikutnya itu adalah azab sehingga dia lupa tuk beristighfar meminta ampunan kepada Rabb-Nya.

Semoga kenikmatan yang kita dapat semakin mendekatkan kepada Alloh swt, sehingga kita tidak termasuk dalam kategori "istidraj" dan barangkali kita khilaf dalam berbuat maksiat segera Alloh membukakan hati kita agar  langsung ingat untuk bertaubat sehingga kita tidak terlena dalam azab berupa kemaksiatan selanjutnya yang justru akan menjadi bom waktu dikehidupan kelak. Allohu'alam.

Komentar

  1. segala nikmat..baik itu suka maupun duka merupakan ujian bagi kita sebagai hamba ALLAH..ujian yang kelak diharapkan bisa membuat kita menjadi lebih baik dalam pandangan dunia maupun dalam pandangan ALLAH SWT..atau sebaliknya....
    keep happy blogging always...maaf baru bisa mampir kemari...salam dari Makassar :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya Om, semoga kita lebih baik kedepannya senantia dalam perlindungan Alloh swt aamiin

      Hapus
  2. betul mas Taufik. Terima kasih atas pencerahannya kali ini :) Semoga kita selalu menjadi manusia yg selalu bersyukur baik dlm keadaan susah dan senang. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga senantiasa, syukur dan sabar aamiin. makasih Teh...

      Hapus
  3. Amin ya rabbal alamin. Semoga kita tidak termasuk orrang yang lena dalam kenikmatan.

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat sekali gan bisa berkunjung ke blog Anda...

    BalasHapus
  5. Bagus bro tulisannya, bermanfaat bagi saya :)

    www.fikrimaulanaa.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer