~*~ Dua Ratus ~*~

Suatu saat aku pernah membaca artikel yang mengupas kejadian-kejadian yang bisa dikatakan kurang mengenakan atau bisa juga disebut merugikan konsumen di mini market. Saat itu aku baca sekedar untuk menambah wawasan siapa tau bisa jadi akupun mengalaminya juga.

Dan sekian lama setelah diriku membaca artikel tersebut ternyata akupun mengalaminya. Ada 2 hal yang aku alami dan kejadiannya ini terjadi di mini market yang beda pula.

Kejadian pertama di mini market yang sering aku kujungi, Saat membeli barang harga yang tertera di rak dan di komputer kasir ternyata beda dan harganya lebih mahal yang di kasir. Akupun mencoba konfirmasinya kenapa harga di rak beda dengan yang di kasir, akhirnya setelah diskusi dan dicek pihak kasir memutuskan untuk memakai harga yang di rak. Entah harga mana yang benar namun sepertinya ini salah di sistemnya.

Dan yang ke dua terjadi di mini market yang satunya lagi saat mengambil kembalian yang semestinya Rp. 1,200 tapi pihak kasir hanya mengembalikan Rp. 1,000 saja dan distruk pembayaranpun tidak tertera ada donasi Rp. 200. Biasanya kalau di mini market yang sering aku kunjungi ketika akan memasukkan kembalian Rp. 100 ataupun RP. 200 ke donasi entah memang menawarkan atau pas uang recehan lagi kosong pihak kasir akan bilang, nah kebetulan di mini market yang satunya ini pihak kasir tidak bilang apapun tapi kok kembaliannya cuma RP. 1.000 kemana yang Rp. 200?

Menyadari hal itu lantas aku beranikan diri untuk menyampaikan ke pihak kasir kenapa kembalianku cuma Rp. 1,000 seharusnyakan Rp. 1,200 lalu kasirpun memberikan tambahan uang Rp. 500 disini menambah keherananku mestinya hanya Rp. 200 kenapa ini malah memberi Rp. 500 ? Bukannya mini market itu akan rugi Rp.300? kan sistem keuangan selalu mencatat transaksi? Dan jika ada kerugian bisa jadi karyawanlah yang akan menggantinya. Dalam benak tiba-tiba terpikirkan (maaf seandainya ini termasuk su'udzon semoga Alloh swt mengampuniku) jangan-jangan banyak konsumen yang nasibnya seperti diriku yang mestinya kembalian entah itu Rp. 100 atau Rp. 200 namun tidak dikembalikan, makanya dengan mudahnya dia memberi uang tambahan kepadaku senilai RP. 500. Lalu aku sampaikan," mestinya kalau mau di infakkan (inipun aku mencoba husnudzon uang akan di infakkan) bilang biar jelas akadnya, bukan dengan cara seperti ini, ga boleh dengan cara seperti itu."

Bukan masalah uang Rp. 200 nya aku hanya kwatir oknum-oknum karyawan di mini market pada kasus kedua itu seperti artikel-artikel yang pernah kubaca, konon ada unsur kesengajaan sehingga jika setiap transaksi mengambil keuntungan seperti itu maka kalau dijumlahkan selama satu bulan bilangannya cukup besar. Nah disini diri ini bukan bermaksud menggurui namun mencoba mengajak bersama-sama akan pentingnya sebuah akad, jangan sampai kita terjerumus ke dalam dosa cuma gara-gara uang Rp. 200 yang diambil secara tidak syar'i kalau memang itu merupakan unsur kesengajaan dalam mencari keuntungan.

Apa yang telah kusampaikan semata-mata itu rasa cintaku kepada sesama orang mukmin agar kita bersama-sama belajar untuk mematuhi hukum syara' dan diri inipun selalu meminta nasihat kepada yang lain agar senantiasa diingatkan jika dalam jalur kekhilafan.

Komentar

  1. takut jatuhnya ke uang haram ya pak, sebaiknya di beritahukan saja

    BalasHapus
  2. Ini sudah banyak terjadi dimna-mana... Semoga kita dijauhkan dari praktek2 yang demikian, walau kelihatan sepele namun tanggungan di akherat kelak gak mungkin dianggap sepele...

    *SaHaTaGo (Salam Hangat Tanpa Gosong) pojok Bumi Kayong, Ketapang-Kalimantan Barat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer